PT Kereta
Api Indonesia (Persero) Daerah Operasi 4 Semarang mencatat sebanyak 1.051.855
penumpang telah memanfaatkan fasilitas Face Recognition Boarding Gate selama
periode Januari hingga Mei 2025. Penerapan teknologi ini menjadi bagian dari
transformasi digital KAI untuk meningkatkan kemudahan, kenyamanan, dan
efisiensi dalam proses boarding pelanggan KA jarak jauh.
Face
Recognition Boarding Gate memungkinkan pelanggan untuk naik kereta api tanpa
harus menunjukkan tiket fisik, e-boarding pass, atau KTP. Cukup dengan memindai
wajah di mesin boarding gate, seluruh data tiket dan identitas penumpang yang
telah terintegrasi dalam sistem KAI akan diverifikasi secara otomatis dalam
waktu hanya 1 detik, sehingga proses boarding menjadi lebih cepat, praktis, dan
bebas repot.
“Penerapan
teknologi ini merupakan bagian dari komitmen KAI untuk menghadirkan layanan
transportasi publik yang modern, efisien, sekaligus mendukung konsep ramah
lingkungan,” ujar Manager Humas KAI Daop 4 Semarang, Franoto Wibowo.
Saat ini,
Face Recognition Boarding Gate telah tersedia di empat stasiun di wilayah Daop
4 Semarang, yaitu Stasiun Semarang Tawang, Stasiun Semarang Poncol, Stasiun
Pekalongan, dan Stasiun Tegal. Dari keempat stasiun tersebut, tercatat jumlah
pengguna fasilitas ini untuk di Stasiun Semarang Tawang sebanyak 475.885
penumpang, Stasiun Semarang Poncol sebanyak 236.493 penumpang, Stasiun Tegal
sebanyak 170.919 penumpang, dan Stasiun Pekalongan sebanyak 168.558 penumpang.
Selain
meningkatkan kecepatan layanan, teknologi ini juga sejalan dengan upaya KAI
dalam mendukung Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya dalam aspek
pengurangan limbah kertas. Selama lima bulan pertama tahun 2025, KAI Daop 4
Semarang berhasil memangkas penggunaan 8.765 roll kertas tiket, atau setara
dengan 1 juta lebih lembar kertas yang biasanya digunakan untuk boarding pass
fisik.
“Inovasi
ini bukan hanya soal kecepatan atau kenyamanan, tetapi bagian dari gerakan
sadar lingkungan. Satu wajah yang dipindai berarti satu tiket yang tidak perlu
dicetak. Ini wujud nyata upaya kami mendukung keberlanjutan lingkungan melalui pengurangan
sampah kertas dan emisi karbon dari proses produksi serta distribusi tiket
fisik,” tambah Franoto.
Untuk dapat
menggunakan fasilitas ini, pelanggan cukup melakukan satu kali registrasi
layanan Face Recognition melalui aplikasi Access by KAI atau langsung melalui
petugas di stasiun. Di aplikasi, pelanggan dapat membuka menu “Akun” →
“Registrasi Face Recognition”, lalu mengikuti petunjuk yang tersedia. Setelah
terdaftar, pelanggan tidak lagi memerlukan boarding pass cetak dan bisa
langsung menuju gate saat waktu keberangkatan tiba.
Dalam hal
keamanan data pribadi, KAI menjamin perlindungan penuh dengan penerapan standar
internasional ISO 27001 untuk manajemen keamanan informasi. Data pelanggan
seperti nama, NIK, dan foto wajah disimpan secara aman di infrastruktur KAI,
hanya digunakan untuk keperluan boarding, dan akan dihapus otomatis setelah
satu tahun atau lebih cepat jika diminta oleh pelanggan melalui aplikasi atau
Customer Service di stasiun.
“Kami
mengajak seluruh pelanggan yang belum menggunakan layanan ini untuk segera
mendaftar dan merasakan manfaat kemudahan serta kecepatan proses boarding
dengan Face Recognition. Selain mempersingkat antrean, pelanggan turut
berkontribusi dalam menjaga kelestarian lingkungan,” tutup Franoto.
Melalui transformasi teknologi, efisiensi sumber
daya, serta edukasi berkelanjutan kepada masyarakat, KAI terus memperkuat
posisinya sebagai penyedia layanan transportasi publik yang modern, andal,
aman, serta berperan aktif dalam mendukung pembangunan berkelanjutan nasional.
Artikel ini juga tayang di vritimes